Template information

Kajian Kitab Nukhbatul Fikar : Hadits Masyhur

والثاني: المشهور وهو المستفيض على رأي

Yang kedua dinamakan hadits masyhur, dan hadits masyhur merupakan hadits mustafidh menurut satu pendapat

Penjelasan
HADITS MASYHUR
Definisi
Pengertian hadits masyhur adalah :

ما رواه ثلاثة فأكثر - في كل طبقة - ما لم يبلغ حد التواتر

“Hadits yang diriwayatkan oleh 3 orang atau lebih disetiap tingkatannya namun tidak mencapai batasan berturut-turut (tawatur)”

Contohnya
Contoh hadits masyhur adalah hadits :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

“Sesungguhnya Alloh tidak mematikan ilmu dengan mencabutnya secara langsung dari para hamba, tetapi Alloh mematikan ilmu dengan mengambil nyawa para ulama’, sehingga apabila sudah tidak ada lagi orang alim, maka manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, lalu para pemimpin itu akan ditanya dan memberikan fatwa dengan tanpa ilmu, pada akhirnya para pemimpin itu akan tersesat dan menyesatkan” (Shohih Bukhori, no.100, Shohih Muslim, no.2673, Sunan Turmudzi, no.2652, Sunan Ibnu Majah, no.52)

Hadits Mustafidh
Para ulama’ berbeda pendapat mengenai pengertian hadits mustafidh :

1. Hadits mustafidh sama dengan hadits masyhur
2. Hadits masyhur lebih khusus dari hadits mustafidh, sebab hadits mustafidh disyaratkan kedua sisi sanadnya harus sama, sedangkan hal tersebut tidak disyaratkan dalam hadits madyhur
3. Hadits masyhur lebih umum dari hadits mustafidh, kebalikan dari pendapat kedua

Masyhur selain istilah
Yang dimaksud dengan masyhur selain istilah adalah hadits yang masyhur dan sering diucapkan, namun secara istilah tidak memenuhi syarat-syarat hadits masyhur yang ditetapkan dalam ilmu mustholah hadits. jadi hadits masyhur selain istilah itu mencakup :

1. Hadits yang hanya memiliki satu sanad
2. Hadits yang memiliki lebih dari satu sanad
3. Hadits yang sama sekali tidak ada sanadnya

Macam-macam hadits masyhur selain istilah
Terdapat banyak jenis hadits yang masyhur diluar istilah, yang paling dikenal adalah :

1. Hadits yang masyhur dikalangan ulama’ ahli hadits. Contohnya adalah hadits :

قَنَتَ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوعِ يَدْعُو عَلَى رِعْلٍ، وَذَكْوَانَ

“Rosululloh mengerjakan qunut selama sebulan yang dilakukan setelah rukuk untuk mendo’akan suku ri’l dan dzakwan” (Shohih Bukhori, no.1003 Shohih Muslim, no.677 )

2. Hadits yang masyhur dikalangan ulama’ ahli hadits, para ulama’ dan juga orang awam. Contohnya adalah hadits :

المُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Orang muslim adalah orang yang menyelamatkan orang-orang islam lainnya dari lisan dan datangnya” (Shohih Bukhori, no.10, 11, 6484 dan Shohih Muslim, no.40, 41, 42)

3. Hadits yang masyhur dikalangan ulama’-ulama’ ahli fiqih (fuqoha’). Contohnya ada;lah hadits :

أَبْغَضُ الْحَلَالِ إِلَى اللهِ الطَّلَاقُ

“Perkara halal yang paling dibenci oleh Alloh adalah perceraian” (Sunan Abu Dawud, no.2178, Sunan Ibnu Majah, no. 2018 dan Sunan Baihaqi, no.14894)

4. Hadits yang masyhur dikalangan ulama’ ahli ushul fiqih. Contohnya adalah hadits :

رُفِعَ عَنْ أُمَّتِي الْخَطَأَ، وَالنِّسْيَانَ، وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ

“Diangkat dari umatkudari umatku sesuatu yang dilakukan karena salah, lupa dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya." (Sunan Ibnu Majah, no.2043, Shohih Mustadrok Hakim, no.2601Ibnu Hibban, no.7219, Sunan Daruqutni, no.4351)

5. Hadits yang masyhur dikalangan ulama’ ahli nahwu. Contohnya hadits :

نعم العَبْد صُهَيْب لَو لم يخف الله لم يَعْصِهِ

“Sebaik-baik hamba adalah Shuhaib, jika saja ia tidak takut pada Alloh, ia tak akan melakukan maksiat kepaNya” (La Adhla Lah = hadits ini tidak diketahui asalnya).

6. Hadits yang masyhur dikalangan orang-orang awam. Contohnya adalah hadits :

العَجَلَةُ مِنَ الشَّيْطَانِ

“Sifat tergesa-gesa itu darri setan” (Sunan Turmudzi, no.2012)

Hukum Hadits Masyhur
Hadits masyhur dalam istilah dan diluar istilah itu tidak bisa langsung dihukumi shohih atau tidak shohih, sebab diantara hadits-hadits masyhur ada yang shohih, hasan, dho’if dan ada juga yang maudhu’. Namun apabila hadits masyhur itu termasuk hadits shohih maka hadits tersebut memiliki keistimewaan yang membuatnya unggul dari hadits ‘aziz danhadits ghorib.

Karya-karya yang masyhur
Diantara karya-karya yang masyhur yang mengkaji seputar hadits-hadits yang masyhur diluar istilah (bukan hadits masyhur menurut ilmu mustholah hadits) adalah sebagai berikut :

1. Al-Maqoshid Al-Hasanah Fi Ma Isytaharo Ala Alsinah, kaya Imam As-Sakhowi
2. Kasyful Khofa’ Wa Muzilul Ilbas An Ma Isytaharo Minal Ahadits Ala Alsinatin Nas, karya Imam Al-Ajluni
3. Tamyizut Thoyyib Minal Khobits Fi Ma Yaduru Ala Alsinatin Nas Minal Hadits, karya Ibnu Ad-Daiba’ Asy-Syaibani.


Referensi
1. Nuzhatun Nadhor Syarah Nukhbatul Fikar, Hal : 49 - 50
2. Taisir Ilmu Mushtholah Hadits, Hal : 24 - 26


Kajian kitab : Nukhbatul Fikar Fi Mushtholahi Ahlil Atsar
Karya : Imam Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqolani
Oleh : Siroj Munir

Kajian kitab Nukhbatul Fikar : Hadits Mutawatir

فأقول: الخبر إما أن يكون له: طرق بلا عدد معين, أو مع حصر بما فوق الاثنتين, أو بهما, أو بواحد
فالأول: المتواتر المفيد للعلم اليقيني بشروطه

Saya berkata; Khobar itu ada kalanya memiliki :
- Banyak jalan (sanad) dengan bilangan tak terrbatas
- Bilangannya terbatas, diatas 2
- Bilangan sanadnya ada 2
- Bilangan sanadnya ada 1

Khobar yang pertama disebut khobar mutawatir yang memberikan suatu pengetahuan yang dapat diyakini apabila memenuhi beberapa syaratnya.

Penjelasan

PENGERTIAN KHOBAR, HADITS DAN ATSAR

1. Hadits adalah; Sesuatu yang disandarkan pada Nabi, baik berupa ucapan, perbuatan, penetapan (taqrir) atau sifat.

2. Khobar, menurut istilah terdapat 3 pendapat;
a) Khobar memiliki arti yang sama dengan hadits
b) Khobar memiliki arti yang berbeda dengan hadit, hadits merupakan berita yang datangnya dari Nabi sedangkan khobar adalah berita yang datangnya dari selain nabi
c) Khobar memiliki arti yang lebih umum dari hadits, istilah hadits hanya digunakan untuk menyebut berrita yang datangnya dari nabi, sedangkan istilah khobar mencakup semua berita, baik yang datangnya dari nabi atau dari yang lainnya.

Karena itulah dalam kitab ini, Al-Hafidh Ibnu hajar menggunakan istilah khobar yang dapat mencakup semua jenis kabar, baik yang datangnya dari nabi, sahabat atau tabi’in.

3. Atsar, menurut istilah terdapat 2 pendapat;
a) artinya sama dengan hadits
b) artinya berbeda, karena istilah atsar hanya dipakai untuk menunjukkan perkataan atau perbuatan  yang disandarkan pada shohabat atau tabi’in.

PEMBAGIAN KHOBAR DARI SUDUT PANDANG SAMPAINYA KEPADA KITA

Dari sudut pandang sampainya suatu khobar pada kita, khobar dibagi menjadi 2;
1. Hadits mutawatir
2.  Hadits ahad

Hadits ahad dibagi lagi menjadi 3;
1. Hadits masyhur
2. Hadits aziz
3. Hadits ghorib

HADITS MUTAWATIR

Definisi

     Hadits/khobar mutawatir adalah :

الحديث أو الخبر الذي يرويه في كل طبقة من طبقات سنده رواة كثيرون يحكم العقل باستحالة أن يكون أولئك الرواة قد التفقوا على اختلاف هذا الخبر

"Hadits/khobar yang diriwayatkan oleh perowi yang banyak pada setiap tingkatannya, sehingga menurut akal pada kebiasaannya mustahil mereka bersepakat untuk menyelisihi khobar tersebut".

Syarat-syarat Hadits Mutawatir

     Syarat hadits mutawatir itu ada 4 :

1. Diriwayatkan oleh bilangan perawi yang banyak, menurut Ibnu Hajar tidak disyaratkan adanya ketentuan bilangan tertentu mengenai berapa banyak orang yang meriwayatkannya.

Sedangkan menurut ulama’ lainnya memberikan ketentuan mengenai batasan bilangan orang yang meriwayatkannya, sehingga suatu khobar bisa dikatakan sebagai khobar mutawatir., namun mereka juga berbeda pendapat mengenai berapa bilangan pastinya, ada yang memberikan ketentuan :
a) 4 orang
b) 5 orang
c) 7 orang
d) 10 orang
e) 12 orang
f) 40 orang

Dan masih ada lagi beberapa pendapat lainnya. Menurut Imam Nawawi pendapat yang dipilih (al-mukhtar) adalah 10 orang).

2. Bilangan yang banyak ini terdapat dalam setiap tingkatan (thobaqot) sanadnya.
3. Pada kebiasaannya mustahil bagi mereka untuk bersepakat melakukan kebohongan
4. Dasar dari khobar ini adalah indera seperti ucapan “سمعنا” (kami mendengar),” رأينا” (kami melihat), dan sebagainya. Jadi apabila sandaran dari khobar ini adalah akal seperti pendapat tentang alam ini baru, maka khobar tersebut tidak bisa disebut sebagai khobar mutawatir.

Pembagian Hadits Mutawatir

     Hadits mutawatir dibagi menjadi 2:

1. Al-Mutawatir Al-Lafdhi, yaitu hadist yang mutawatir pada kata (lafadh) dan maknanya. Contohnya seperti hadis:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ

“Barangsiapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam neraka." (Shohih Bukhori, no.1291, Shohih Muslim, no.3, Sunan Abu Dawud, no.3651, Sunan Turmudzi, no.2659, Sunan Ibnu Majah, no.30)

Hadits ini telah diriwayatkan oleh banyak perowi, terdapat beberapa pendapat mengenai jumlah pasti perowinya :

a) Imam Abu Bakar Al-Bazzar dalam musnadnya mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 40 sahabat.

b) Imam Abu Bakar As-Shoirofi dalam syarah kitab Ar-risalah karya Imam Syafi’i menyatakan bahwa terdapat 60 sahabat yang meriwayatkan hadits tersebut.

c) Sebagian ulama’ hadits mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh 62 sahabat, dan diantara mereka adalah 10 orang sahabat yang dijamin masuk surga 9al-asyroh al-mubasysyrina bil jannah). Dikatakan bahwa hadits ini merupakan satu-satunya hadits yang diriwayatkan oleh semua orang sahabat yang dijamin masuk surga tersebut dan juga satu-satunya hadits yang diriwayatkan oleh lebih dari 60 sahabat.

d) Imam Abul Qosim Abdurrohman bin Mandah pernah menghitung jumlah perowinya dan ternyata perowinya mencapai 87.

e) Sebagian ulama’ lainnya menyatakan bahwa perowi hadits tersebut mencapai 200 orang dan terus bertambah.

2. Mutawatir Al-Ma’nawi, yaitu hadits yang mutawatir pada maknanya saja tidak pada lafadhnya. Seperti hadits mengangkat dua tangan ketika berdo’a. Terdapat sekitar 100 hadits yang menjelaskan mengenai masalah mengangkat tangan ketika berdo’a, pada setiap hadis tersebut menyebutkan bahwa Nabi mengangkat tangan ketika berdoa, namun hal tersebut dilakukan dalam kesempatan berbeda-beda. Jika dilihat dari segi lafadhnya hadits tersebut tidak mutawatir, tapi apabila semua hadits yang menjelaskan tentang mengangkat tangan saat berdo’a maka hadits tersebut dikategorikan sebagai hadits mutawatir.

Hukum Hadits Mutawatir

     Khobar mutawatir menghasilkan ilmu yang pasti (ilmu dhoruri), yaitu pengetahuan yang pasti akan dipercaya oleh semua orang dan mereka semua akan  membenarkan dengan tegas seakan-akan mereka menyaksikannya sendiri speristiwa. Jadi semua  hadits mutawatir diterima dan tidak perlu lagi mengkaji keadaan perowinya.

Kewujudan Hadits Mutawatir

     Terdapat bilangan yang cukup banyak hadis mutawatir, diantaranya hadis yang menjelaskan tentang telaga (haudh), mengusap kedua sepatu (mashul huffain), mengangkat dua tangan di dalam solat, hadis “semoga Alloh menyinari seseorang yang mendengar hadis” dan banyak lagi.

Namun, jika dibandingkan dengan hadis ahad, bilangan hadis mutawatir sangatlah sedikit.

Karya-karya mengenai hadits mutawatir

     Para ulama memberi perhatian khusus dalam menghimpun hadis-hadis Mutawatir di dalam karangan berasingan bagi memudahkan pelajar-pelajar membuat rujukan, dari kitab-kitab tersebut yang masyhur adalah:

a) “Al-Azhar Al-Mutanatsiroh Fil Akhbar  Al-Mutawatiroh” karangan Imam al-Suyuti. Kitab ini disusun mengikut bab-bab.

b) “Qotf al-Azhar”  juga karangan al-Suyuti.

c) “Nadmul Mutanatsir Minal Hadith Al-Mutawatir” karangan Muhammad bin Ja’far al-Kattani.

Referensi
1. Nuzhatul Fikar Syarah Nukhbatul Fikar, Hal : 35 - 40
2. Taisir Mustholah Al-Hadits, Hal : 14 - 21
3. Syarah Shohih Muslim Lin-Nawawi, Juz : 1  Hal : 68


Kajian kitab : Nukhbatul Fikar Fi Mushtholahi Ahlil Atsar
Karya : Imam Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqolani
Oleh : Siroj Munir

Kajian Kitab Nukhbatul Fikar : Pengantar Ilmu Mustholah Hadits

الحمد لله الذي لم يزل عليماً قديراً وصلى الله على سيدنا محمد الذي أرسله إلى الناس كافةً بشيراً ونذيراً، وعلى آل محمد وصحبه وسلم تسليماً كثيراً
أما بعد:
فإن التصانيف في اصطلاح أهل الحديث قد كثرت، وبسطت واختصرت، فسألني بعض الإخوان أن ألخص له المهم من ذلك، فأجبته إلى سؤاله رجاء الاندراج في تلك المسالك

Terjemahan
Segala puji bagi Allah yang senantiasa bersifat Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Muhammad shollallohu 'alaihi wa salam, yang diutus kepada segenap umat manusia untuk memberi peringatan dan kabar kembira bagi mereka. Dan juga kepada keluarga beliau, para sahabat, semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada mereka.

Amma ba'du, telah banyak ditulis karangan-karangan yang membahas ilmu Mushthalah Ahli Hadits, ada yang berupa penjelasan luas dan ada pula yang berupa ringkasan. Sebagian rekan memintaku untuk merangkum poin-poin penting dari ilmu tersebut. Akupun memenuhi permintaan mereka dengan harapan agar mereka dapat mempelajarinya secara bertahap.

Penjelasan
1. Pengenalan Ilmu mustholah hadts;

- Ilmu mustholah hadits adalah ilmu yang memuat pokok-pokok dan kaedah-kaedah yang digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan sanad dan matan hadits dari sudut pandang diterima dan tidaknya hadits tersebut.

- Sasaran ilmu mustholah hadits adalah sanad dan matan hadits ditinjau dari sudut pandang diterima atau tidaknya hadits tersebut.

- Hasil dari kajian ilmu mustholah hadits adalah mampu membedakan antara hadits yang shohih (sehat/waras) dan saqim (sakit).

2. Kitab-kitab induk yang masyhur dalam kajian ilmu mustholah hadits adalah sebagai berikut :

- Al-Muhaddits Al-Fadhil Bainar Rowi Wal-Wa’i
Kitab ini ditulis oleh Al-Qodhi Abu Muhammad Al-Hasan bin Abdurrohman bin Khollad Ar-Romahurmuzi, (Romahurmuz adalah salah satu daerah dikawasan Ahwaz, Ibu kota provinsi Khuzestan, salah satu provinsi dinegara Iran). beliau wafat pada tahun 360 H. Kitab yang beliau tulis tidak mencakup semua kajian ilmu mustholaf hadits, namun hal ini dapat dimaklumi karena kitab ini adalah kitab pertama yang ditulis dalam kajian ilmu mustholah hadits.

-  Ma’rifatu Ulumil Hadits
Kitab ini ditulis oleh Imam Abu Abdillah Muhammad bin Abdulloh Al-Hakim An-Naisaburi, beliau wafat pada tahun 405 H. Karena kitab ini juga merupakan kitab rintisan ilmu hadits, jadi kajiannya belum disusun secara rapi agar mudah dipahami.

- Al-Mustakhroj Ala Ma’rifati Ulumil Hadits
Kitab ini ditulis oleh Imam Abu Nu’aim Ahmad bin Abdulloh Al-Ashbihani, beliau wafat pada tahun 430 H. (Abu Nu’aim adalah penulis kitab yang terekanal “Hilyatul Auliya’). Kitab ini ditulis untuk melengkapi kajian yang ilmu mustholah hadits yang ditulis oleh Imam Hakim yang ditulis sebelumnya, hanya saja kitab ini sendiri juga masih menyisakan beberapa kajian ilmu hadis yang juga masih perlu dilengkapi oleh generasi selanjutnya.

- Al-Kifayah Fi Ilmi Ar-Riwayah
Kitab ini ditulis oleh Imam Abu Bakar bin Ali bin Tsabit Al-Khotib Al-Baghdadi, yang biasa disebut “Khotib Al-Baghdadi”, beliau wafat pada tahun 463. Inilah kitab pertama yang mengkaji ilmu mustholah hadits dengan penjelasan secara rapid an rinci mengenai masalah-masalah dalam ilmu mustholah hadits dan juga menjelasan kaedah-kaedah dalam meriwayatkan hadits. Karena itulah kitab ini dianggap sebagai salah satu acuan utama dalam fan ilmu mustholah hadits.

- Al-Jami’ Li Akhlaqi Ar-Rowi Wa Adabi As-Sami’
Kitab ini juga ditulis oleh Imam Khotib Al-Baghdadi, yang menjelaskan tentang adab-adab meriwayatkan sebuah hadits dan merupakan satu-satunya kitab yang ditulis mengenai pembahasan ini. Imam Khotib Al-Baghdadi memang diakui sebagai pemuka dalam kajian ilmu hadits, hampir dalam setiap fan ilmu hadits beliau ikut ambil dengan menulis kitab dalam kajian tersebut. Karena itulah Al-Hafidh Abu Bakar bin Naqthoh pernah mengatakan; “Semua orang yang bisa bersikap moderat pasti akan mengakui bahwa semua ulama’ ahli hadits setelah masa Imam Khotib memiliki hubungan kekeluargaan (mengambil faedah) pada kitab-kitab beliau”. 

- Al-Ilma’ Ila M’rifati ushuli  Ar-Riwayah Wa Taqyidi  As-Sima’
Kitab ini ditulis oleh Qodhi Iyadh bin Musa Al-Bahshubi, beliau wafat pada tahun 544 H. Kitab yang beliau tulis tidak mencakupsemua kajian ilmu mustholah hadits tapi hanya terbatas dalam pembahasan mengenai tata cara memperoleh (tahamul) dan menyampaikan (ada’) hadits dan hal-hal yang terkaitan dengan pembahasan tersebut, meski begitu kitab ini merupakan kitab yang sangat baik dalam kajian tersebut dan disusun dengan uraian yang rapi.

- Ma La Yasa’u Al-Muhaddits Jahluhu
Kitab ini ditulis oleh Abu Hafsh Umar bin Abdul Majid Al-Mayanaji Al-Mayanisyi (Mayanis adalah salah satu desa yang berada dibenua Afrika), beliau wafat pada tahun 580. Kitab ini hanya merupakan kitab tipis yang berisikajian ilmu hadits.

- Ulumul Hadits / Muqoddimah Ibnus Sholah
Kitab ini ditulis oleh Imam Abu Amr Utsman bin Abdurrohman Asy-Syahrozuri, yang lebih dikenal dengab nama Ibnus Sholah, beliau wafat pada tahun 653 H kitab ini lebih dikenal dengan nama “Muqoddimah Ibnus Sholah”. Kitab ini merupakan salah satu kitab mustholah terbaik yang pernah ditulis, beliau menyusun kitab ini berdasarkanketerangan-keterangan yang ditulis dalam kitab Imam Khotib Al-Baghdadi dan para pendahulunya, sayangnya kitab ini kurang tersusun secara rapi, hal ini dapat dimaklumi karena memang kitab ini beliau tulis sebagai materi pelajaran sewaktu beliau mengajar hadits di madrasah Al-Asyrofiyah, yang beliau ajarkan sedikit demi sedikit. Meski begitu kitab ini merupakan kitab pegangan utama (umdah) dalam fan ilmu mustholah hadits, hal ini terbukti dengan banyaknya kitab-kitab yang ditulis untuk mengkaji kitab ini,baik berupa kitab ringkasan (mukhtashor) dibuat berbentuk nadhom dan lain sebagainya.

- At-Taqrib Wat-Taisir Li Ma’rifati Sunanil Basyir An-Nadhir
Kitab ini ditulis oleh Imam Muhyiddin, Yahya bin Syarof An-nawawi, yang lebih dikenal dengan nama Imam Nawawi, beliau wafat pada tahun 676 H. Kitab ini adalah ringkasan dari kitab Muqoddimah Ibnus Sholah.

- Tadribur Rowi Fi Syarhi Taqrib An-Nawawi
Kitab ini ditulis oleh Imam jalaluddin Abdurrohman bin Abu Bakar As-Suyuti, yang lebih dikenal dengan nama Imam Suyuthi, beliau wafat pada tahun 911 H. Kitab ini merupakan syarah (penjelasan) kitab Taqrib yang ditulis oleh Imam Nawawi.

- At-Tabshiroh Wat-Tadzkiroh Fi Ulumil Hadits / Alfiyah Al-Iroqi
Kitab ini ditulis oleh Imam Al-Hafidh Zainuddin Abdurrohim bin Al-Husain Al-Iroqi, yang lebih dikenal dengan sebutan All-Hafidh Al-Iroqi, beliau wafat pada tahun 807 H. Kitab mushtholah hadits yang memuat 1000 nadhom (tepatnya 1002 nadhom) dalam kajian ilmu mustholah hadits, karena itu kitab ini lebih dikenal dengan nama “Alfiyah Al-Iroqi” artinya kitab yang berisi 1000 nadhom yang ditulis Imam Al-Iroqi. .

- Fathul Mughits Fi Syarhi Alfiyatil Hadits
Kitab ini ditulis oleh Imam Muhammad bin Abdurrohman As-Sakhowi, yang biasa disebut Imam Sakhowi, beliau wafat pada tahun 902 H. Kitab ini merupakan syarah terbaik yang menjelaskan kitab Alfiyah Al-Iroqi

- Nukhbatul Fikar Fi Mushtholahi Ahlil Atsar
Kitab ini ditulis oleh Imam Al-hafidh Ibnu Hajar Al-Asqolani, beliau wafat pada tahun 852 H. Kitab ini adalah kitab tipis yang ditulis dalam ilmu mustholah hadits, tapi kitab ini diakui sebagai kitab mukhtashor 9kitab ringkas) yang paling bermanfaat dan paling baik susunannya, sebelumnya belum ada kitab mustholah hadits yang ditulis dengan susunan dan pembagian kajian-kajian ilmu mustholah hadits seperti yang dibuat oleh Imam Ibnu Hajar, beliau juga menulis kitab syarah (penjelasan) kitab ini yang diberi judul “Nuzhatun Nadhor Fi Taudhihi Nukhbatil Fikar”. Kitab inilahyang insya Alloh akan kita kaji.

- Nadhom Ad-Duror Fi Ilmil Atsar / Alfiyah As-Suyuthi
Kitab ini ditulis oleh Imam Suyuti, beliau menulis kitab kajian ilmu mustholah haditsnya dalam bentuk nadhom yang berjumlah 1000 nadhom (lebih tepatnya 994 nadhom), karena itulah kitab ini dikenal dengan nama “Alfiyah As-Suyuthi”.

- Nadhom Al-Baiquniyah
Kitab ini ditulis oleh Syaikh Umar bin Muhammad Al-Baiquni, beliau wafat pada tahun 1080 H. Kitab ini merupakan kitab kajian mustholah hadits yang ringkas dan hanya memuat 34 nadhom, meski begitu kitab ini merupakan salah satu kitab yang menjadi rujukan dalam mustholah hadits terutapa bagi para pemula.

Selain dari kitab-kitab yang telah disebutkan diatas masih terdapat banyak kitab-kitab kajian tentangilmu mustholah hadits, namun disini hanya disebutkan kitab-kitab yang masyhur dikalangan para pelajar ilmu mustholah hadits.

Referensi
1. Nuzhatun Nadhor, Hal : 29 - 34
2. Taisir Mustholah Hadits, Hal : 11 - 14


Kajian kitab : Nukhbatul Fikar Fi Mushtholahi Ahlil Atsar
Karya : Imam Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-Asqolani