Pertanyaan:
Assalaamu'alaikum.
Permisi mau tanya, apakah mencuci dengan cara dry clean (tanpa air) seperti yang marak akhir-akhir ini bisa suci?
(Dari Yu Paijah).
Jawaban:
Wa alaikum salam.
Semua ulama' madzhab 4 sepakat bahwa benda yang digunakan untuk bersuci (bersuci dari najis dan hadats) adalah air mutlak. Hal ini didasarkan atas firman Allah;
"..dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu". (QS. Al-Anfal: 11)
dan hadits;
"Dari Asma' dia berkata, "Seorang perempuan datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Pakaian salah seorang dari kalangan kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan? ' Beliau bersabda: "Keriklah darah itu (terlebih dahulu), kemudian bilaslah ia dengan air, kemudian siramlah ia. Setelah itu (kamu boleh) menggunakannya untuk menngerjakan shalat." (Shahih Muslim, no.291).
Sedangkan pencucian dengan tanpa menggunakan air, semisal karena sudah kering terkena sinar matahari atau hembusan angin, hukumnya diperselisihkan diantara ulama':
1. Menurut mayoritas ulama', pencucian dengan cara tersebut tidak bisa menjadikan suci benda yang terkena najis, ini merupakan pendapat madzhab syafi'i, maliki, dan hanbali.
2. Menurut pendapat hanafi penyucian dengan cara tersebut sudah mencukupi jika najisnya sudah benar-benar hilang tanpa bekas, sebab tujuan dari penyucian suatu benda adalah menghilangkan rasa, bau dan warna najis yang menempel.
Jadi kesimpulannya, pencucian dengan cara dry clean menurut pendapat mayoritas ulama' belum dianggap suci sebelum dibilas dengan air. Sedangkan menurut imam Abu Hanifah sudah dianggap suci. Wallahu a’lam.
(Dijawab oleh: Al Murtadho, Kudung Khantil Harsandi Muhammad, Muh KHolili Aby Fitry, Ubaid Bin Aziz Hasanan dan Siroj Munir).
Referensi:
1. Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Jilid 29 Hal. 95
2.Rahmatul Ummah Fi Ikhtilafil A'immah, Hal. 4
3. Al Majmu' Syarah al Muhadzdzab, Jilid 2 hal. 296
Assalaamu'alaikum.
Permisi mau tanya, apakah mencuci dengan cara dry clean (tanpa air) seperti yang marak akhir-akhir ini bisa suci?
(Dari Yu Paijah).
Jawaban:
Wa alaikum salam.
Semua ulama' madzhab 4 sepakat bahwa benda yang digunakan untuk bersuci (bersuci dari najis dan hadats) adalah air mutlak. Hal ini didasarkan atas firman Allah;
وَيُنَزِّل عَلَيْكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لِيُطَهِّرَكُمْ بِهِ
"..dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu". (QS. Al-Anfal: 11)
dan hadits;
عَنْ أَسْمَاءَ قَالَتْ جَاءَتْ امْرَأَةٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِحْدَانَا يُصِيبُ ثَوْبَهَا مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ كَيْفَ تَصْنَعُ بِهِ قَالَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
"Dari Asma' dia berkata, "Seorang perempuan datang menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Pakaian salah seorang dari kalangan kami terkena darah haid. Apa yang harus dia lakukan? ' Beliau bersabda: "Keriklah darah itu (terlebih dahulu), kemudian bilaslah ia dengan air, kemudian siramlah ia. Setelah itu (kamu boleh) menggunakannya untuk menngerjakan shalat." (Shahih Muslim, no.291).
Sedangkan pencucian dengan tanpa menggunakan air, semisal karena sudah kering terkena sinar matahari atau hembusan angin, hukumnya diperselisihkan diantara ulama':
1. Menurut mayoritas ulama', pencucian dengan cara tersebut tidak bisa menjadikan suci benda yang terkena najis, ini merupakan pendapat madzhab syafi'i, maliki, dan hanbali.
2. Menurut pendapat hanafi penyucian dengan cara tersebut sudah mencukupi jika najisnya sudah benar-benar hilang tanpa bekas, sebab tujuan dari penyucian suatu benda adalah menghilangkan rasa, bau dan warna najis yang menempel.
Jadi kesimpulannya, pencucian dengan cara dry clean menurut pendapat mayoritas ulama' belum dianggap suci sebelum dibilas dengan air. Sedangkan menurut imam Abu Hanifah sudah dianggap suci. Wallahu a’lam.
(Dijawab oleh: Al Murtadho, Kudung Khantil Harsandi Muhammad, Muh KHolili Aby Fitry, Ubaid Bin Aziz Hasanan dan Siroj Munir).
Referensi:
1. Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Jilid 29 Hal. 95
اتفق الفقهاء على أن الماء المطلق رافع للحدث مزيل للخبث، لقول الله تعالى: (وينزل عليكم من السماء ماء ليطهركم به) ولحديث أسماء رضي الله تعالى عنها قالت: جاءت امرأة إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت: إحدانا يصيب ثوبها من دم الحيضة، كيف تصنع به؟ قال: تحته ثم تقرصه بالماء، ثم تنضحه، ثم تصلي فيه
2.Rahmatul Ummah Fi Ikhtilafil A'immah, Hal. 4
ﻟﻴﺲ ﻟﻠﻨﺎﺭ ﻭﺍﻟﺸﻤﺲ ﻓﻲ ﺇﺯﺍﻟﺔ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﺗﺄﺛﻴﺮ ﺍﻻ ﻋﻨﺪ ﺍﺑﻲ ﺣﻨﻴﻔﺔ ﺣﺘﻰ ﺍﻥ ﺟﻠﺪ ﺍﻟﻤﻴﺘﺔ ﺍﺫﺍ ﺟﻒ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻃﻬﺮ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﻼ ﺩﺑﻎ ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﻧﺠﺎﺳﺔ ﻓﺠﻔﺖ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﻤﺲ ﻃﻬﺮ ﻣﻮﺿﻌﻬﺎ ﻭﺟﺎﺯﺕ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻋﻠﻴﻪ ﻻ ﺍﻟﺘﻴﻤﻢ ﺑﻪ, ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺗﺰﻳﻞ ﺍﻟﻨﺠﺎﺳﺔ ﻋﻨﺪﻩ
3. Al Majmu' Syarah al Muhadzdzab, Jilid 2 hal. 296
إذا أصاب الارض نجاسة ذائبة في موضع ضاح فطلعت عليه الشمس وهبت عليه الريح فذهب اثرها ففيه قولان قال في القديم والاملاء يطهر لانه لم يبق شئ من النجاسة فهو كما لو غسل بالماء وقال في الام لا يطهر وهو الاصح لانه محل نجس فلا يطهر بالشمس كالثوب النجس
..................
الشرح: هذان القولان مشهوران وأصحهما عند الأصحاب لا يطهر كما صححه المصنف ونقله البندنيجي عن نص الشافعي في عامة كتبه وحكى في المسألة طريقين أحدهما فيه القولان والثاني القطع بأنها لا تطهر وتأويل نصفه على أرض مضت عليه سنون وأصابها المطر ثم القولان فيما إذا لم يبق من النجاسة طعم ولا لون ولا رائحة ومن قال بأنها لا تطهر مالك وأحمد وزفر وداود وممن قال بالطهارة أبو حنيفة وصاحباه
...................................................................................
Baca Juga:
Najisnya darah dan pengecualiannya
Hukum Darah Nyamuk
Hukum donor darah
Apakah air liur dihukumi najis ?
Hukum bertato
Hukum cairan yang keluar dari luka
Hukum telur yang sudah rusak
Hukum menggunakan biogas dari limbah kotoran hewan (benda najis)
Kotoran hewan yang dijadikan pupuk
Hukum Kotoran ikan dalam kolam dan aquarium
Petis dan terasi, najis atau suci ?
Apakah kencingnya semut najis ?
Hukum bisa ular
Hukum asap dari pembakaran benda najis
Filter rokok yang terbuat dari babi
Penggunaan mikroba dan produk mikrobial dalam produk pangan
Pensucian alat produksi yang terkena najis mutawassithah dengan selain air
Penggunaan debu dalam penyucian najis mugholadhoh (najisnya anjing dan babi)
Cara pencucian najis yang sulit dihilangkan
Najisnya darah dan pengecualiannya
Hukum Darah Nyamuk
Hukum donor darah
Apakah air liur dihukumi najis ?
Hukum bertato
Hukum cairan yang keluar dari luka
Hukum telur yang sudah rusak
Hukum menggunakan biogas dari limbah kotoran hewan (benda najis)
Kotoran hewan yang dijadikan pupuk
Hukum Kotoran ikan dalam kolam dan aquarium
Petis dan terasi, najis atau suci ?
Apakah kencingnya semut najis ?
Hukum bisa ular
Hukum asap dari pembakaran benda najis
Filter rokok yang terbuat dari babi
Penggunaan mikroba dan produk mikrobial dalam produk pangan
Pensucian alat produksi yang terkena najis mutawassithah dengan selain air
Penggunaan debu dalam penyucian najis mugholadhoh (najisnya anjing dan babi)
Cara pencucian najis yang sulit dihilangkan
0 komentar:
Posting Komentar