Pertanyaan:
Assalamu alaikum..
Bagaimana hukumnya kencing sambil berdiri?
(Dari: Choirul Mustaqim EL-Chikam)
Jawaban:
Wa'alaikum salam warohmatulloh wabarokatuh
Menurut pendapat mayoritas ulama' 4 madzhab, kencil sambil berdiri hukumnya makruh, berdasarkan beberapa hadits, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan Jabir radhiyallahu 'anhu;
نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبُولَ الرَّجُلُ قَائِمًا
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang seorang lelaki kencing sambil berdiri" (Sunan Baihaqi, no.496)
dan hadits yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu 'anha;
مَنْ حَدَّثَكَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَالَ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقْهُ، مَا بَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا مُنْذُ أُنْزِلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ
"Barang siapa menceritakan kepadamu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam buaar kecil sambil berdiri maka maka kamu jangan mempercayainya, Rasulullah tidak pernah buang air kecil sambil berdiri sejak diturunkannya Al-qur'an kepada beliau". (Musnad Ahmad, no.25045).
Namun apabila ada udzur, diperbolehkan kencing sambil berdiri, berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah radhiyallahu 'anhu, ia berkata:
كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْتَهَى إِلَى سُبَاطَةِ قَوْمٍ، فَبَالَ قَائِمًا
"Aku pernah berjalan bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, saat kami sampai di suatu tempat pembuangan sampah suatu kaum beliau buang air kecil sambil berdiri" (Shahih Bukhari, no.224 dan Shahih Muslim, no.273).
Imam Nawawi menjelaskan, berdasarkan hadits diatas (yang mengsahkan bahwa Nabi buang air kecil sambil berdiri) dan beberapa hadits yang melarang kencing sambil berdiri para ulama' ahli fiqih menyimpulkan bahwa kencing sambil berdiri itu hukumnya makruh, kecuali apabila ada udzur. Para ulama' menjelaskan beberapa alasan mengapa Nabi pernah buang air kecil sambil berdiri, diantara mereka menjelaskan bahwa ketika itu nabi buang air sambil berdiri karena saat itu tak ada tempat untuk duduk akhirnya beliau terpaksa buang air kecil berdiri, sedangkan tempat pembuangan sampahnya tinggi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kencing sambil berdiri hukumnya makruh kecuali apabila ada udzur, seperti tidak memungkinkannya kencing sambil duduk. Wallahu a'lam.
(Dijawab oleh: Siroj Munir)
Referensi:
1. Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Jilid: 34 Hal: 9
يكره عند جمهور الفقهاء أن يبول الرجل قائما لغير عذر، لحديث عائشة رضي الله عنها قالت: من حدثك أن رسول الله صلى الله عليه وسلم بال قائما فلا تصدقه ، وقال جابر رضي الله عنه: نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يبول الرجل قائما -إلى أن قال- فإن كان لعذر فليس بمكروه اتفاقا، قال الشافعية: بل ولا خلاف الأولى، لما ورد عن حذيفة رضي الله عنه: أن النبي صلى الله عليه وسلم أتى سباطة قوم فبال قائما، فتنحيت فقال: ادنه، فدنوت حتى قمت عند عقبيه فتوضأ فمسح على خفيه
2. Syarah Shahih Muslim Lin-Nawawi, Jilid: 3 Hal: 165-166
وأما سبب بوله صلى الله عليه وسلم قائما فذكر العلماء فيه أوجها حكاها الخطابي والبيهقي وغيرهما من الأئمة -إلى أن قال- والثالث أنه لم يجد مكانا للقعود فاضطر إلى القيام لكون الطرف الذي من السباطة كان عاليا مرتفعا -إلى أن قال- فلهذا قال العلماء يكره البول قائما إلا لعذر وهي كراهة تنزيه لا تحريم
0 komentar:
Posting Komentar