Pertanyaan:
Assalamu alaikum..
Orang yang tidak mendapatkan Kuota haji walaupun yang lain mampu apakah termasuk orang yang wajib haji?
(Dari: Muhammad Fawwaz Kurniawan)
Jawaban:
Wa'alaikum salam warohmatulloh wabarokatuh
Salah satu syarat diwajibkannya haji adalah mampu menunaikannya (istitha'ah). Para ulama' menjelaskan beberapa jenis isthitha'ah tersebut, yaitu
1. Mampu secara fisik (sehat badan)
2. Mampu secara finansial (memiliki dana untuk menunaikan haji dan untuk keluarga yang ditinggalkan)
3. Ada kendaraan untuk pergi haji.
4. Jalan yang ditempuh aman.
5. Mampu melakukan perjalan.
Syekh Ibnu Hajar dalam Hasyiyah Al-Idhoh menjelaskan; "Apabila penduduk suatu negara ditahan untuk menunaikan haji pada permulaan,, maka tidak diwajibkan haji bagi mereka atau salah satu diantara mereka".
Lebih tegas, dalam kitab "Bulghotut Thullab" dijelaskan; "Apabila seseorang mempunyai harta yang mencukupi untuk ongkos pulang pergi menunaikan haji ke baitullah, akan tetapi ia tidak bisa pergi haji karena belum sampai gilirannya yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka orang tersebut tidak berdosa, sebab ia dianggap belum mampu".
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa orang yang batal berangkat haji karena pembatasan kuota yang diberlakukan pemerintah tidak memenuhi kriteria kewajiban haji, karena tidak mampu melaksanakan perjalanan ('adamu imkanis sair) dan ia tidak berdosa karena tidak menunaikan haji. Wallahu a'lam.
(Dijawab oleh: Kudung Harsandhi Muhammad, Ubaid Bin Aziz Hasanan dan Siroj Munir)
Referensi:
1. Fathul Qorib, Hal: 144-145
2. Hasyiyah Ibnu Hajar alal Idzoh, Hal: 48
3. Bulghotut thullab, Hal: 227
4. Bughyatul Musytarsyidin, Hal: 114
5. Nihayatuz Zain, Hal: 201
Assalamu alaikum..
Orang yang tidak mendapatkan Kuota haji walaupun yang lain mampu apakah termasuk orang yang wajib haji?
(Dari: Muhammad Fawwaz Kurniawan)
Jawaban:
Wa'alaikum salam warohmatulloh wabarokatuh
Salah satu syarat diwajibkannya haji adalah mampu menunaikannya (istitha'ah). Para ulama' menjelaskan beberapa jenis isthitha'ah tersebut, yaitu
1. Mampu secara fisik (sehat badan)
2. Mampu secara finansial (memiliki dana untuk menunaikan haji dan untuk keluarga yang ditinggalkan)
3. Ada kendaraan untuk pergi haji.
4. Jalan yang ditempuh aman.
5. Mampu melakukan perjalan.
Syekh Ibnu Hajar dalam Hasyiyah Al-Idhoh menjelaskan; "Apabila penduduk suatu negara ditahan untuk menunaikan haji pada permulaan,, maka tidak diwajibkan haji bagi mereka atau salah satu diantara mereka".
Lebih tegas, dalam kitab "Bulghotut Thullab" dijelaskan; "Apabila seseorang mempunyai harta yang mencukupi untuk ongkos pulang pergi menunaikan haji ke baitullah, akan tetapi ia tidak bisa pergi haji karena belum sampai gilirannya yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka orang tersebut tidak berdosa, sebab ia dianggap belum mampu".
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa orang yang batal berangkat haji karena pembatasan kuota yang diberlakukan pemerintah tidak memenuhi kriteria kewajiban haji, karena tidak mampu melaksanakan perjalanan ('adamu imkanis sair) dan ia tidak berdosa karena tidak menunaikan haji. Wallahu a'lam.
(Dijawab oleh: Kudung Harsandhi Muhammad, Ubaid Bin Aziz Hasanan dan Siroj Munir)
Referensi:
1. Fathul Qorib, Hal: 144-145
وشرائط وجوب الحج سبعة أشياء). وفي بعض النسخ «سبع خصال»: (الإسلام، والبلوغ، والعقل، والحرية)؛ فلا يجب الحج على المتصف بضد ذلك، (ووجود الزاد) وأوعيته إن احتاج إليها. وقد لا يحتاج إليها كشخص قريب من مكة. ويشترط أيضا وجود الماء في المواضع المعتاد حمل الماء منها بثمن المثل، (و) وجود (الراحلة) التي تصلح لمثله بشراء أو استئجار. هذا إذا كان الشخص بينه وبين مكة مرحلتان فأكثر، سواء قدر على المشي أم لا، فإن كان بينه وبين مكة دون مرحلتين، وهو قوي على المشي لزمه الحج بلا راحلة. ويشترط كون ما ذكر فاضلا عن دينه وعن مؤنة من عليه مؤنتهم مدة ذهابه وإيابه، وفاضلا أيضا عن مسكنه اللائق به وعن عبد يليق به، (وتخلية الطريق). والمراد بالتخلية هنا أمن الطريق ظنا بحسب ما يليق بكل مكان؛ فلو لم يأمن الشخص على نفسه أو ماله أو بضعه لم يجب عليه الحج. وقوله: (وإمكان المسير) ثابت في بعض النسخ. والمراد بهذا الإمكان أن يبقى من الزمان بعد وجود الزاد والراحلة ما يمكن فيه السير المعهود إلى الحج؛ فإن أمكن إلا أنه يحتاج لقطع مرحلتين في بعض الأيام لم يلزمه الحج للضرر
2. Hasyiyah Ibnu Hajar alal Idzoh, Hal: 48
لو حبس أهل بلد عن الحج أول ما وجب عليهم لا يستقر وجوبه عليهم أو واحد منهم
3. Bulghotut thullab, Hal: 227
مسألة ك: شخص عنده من الأموال ما يكفيه لحج بيت الله ذهابا وإيابا ولكنه لم يحج لعدم بلوغه نوبته التي ألزمتها الحكومة علي الحجاج لم يأثم بذلك لعدم استطاعته
4. Bughyatul Musytarsyidin, Hal: 114
فائدة: حديث: «من استطاع الحج ولم يحج مات إن شاء يهودياً أو نصرانياً» صحيح عن ابن عمر في حكم المرفوع، وهو محمول على المستحل، وعامّ في جميع المسلمين بشرط الاستطاعة اهـ فتاوى ابن حجر
5. Nihayatuz Zain, Hal: 201
وإحياء الكعبة كل عام بالحج والعمرة فرض كفاية بشرط الاستطاعة إن قام به البعض سقط الطلب عن الباقين، وإلاّ أثموا جميعاً
0 komentar:
Posting Komentar