Template information

Home » , , » Terjemah kitab Safinatus Sholat (perkara – perkara yang membatalkan shalat)

Terjemah kitab Safinatus Sholat (perkara – perkara yang membatalkan shalat)

Terjemah kitab : Safinatus Sholat

Penulis : Sayyid Abdulloh bin Umar Al-Hadhromi

Oleh : Siroj Munir

..............................................................................

وأما مبطلات الصلاة فاثنا عشر

الأول : فقد شرط من شروطها الإثنى عشر عمدا ولو بإكراه أو سهوا أو جهلا

الثاني : فقد ركن من أركانها التسعة عشر عمدا فإن كان سهوا أتى به إذا ذكره ولا يحسب ما فعله بعد المتروك حتى يأتي به

الثالث : زيادة ركن من أركانها الفعلية أو إتيان النية أو تكبيرة الإحرام أو السلام في غير محله عمدا فإن كان سهوا أو زاد غير ما ذكر من الأركان عمدا أو سهوا لم تبطل

الرابع : أن يتحرك حركه واحده مفرطة أو ثلاث حركات متوالية عمدا كان أو سهوا أو جهلا

الخامس : أن يأكل أو يشرب قليلا عمدا فإن كان سهوا أو جهلا وعذر لم تبطل بالقليل وبطلت بالكثير

السادس : فعل شيء من مفطرات الصائم غير الأكل والشرب

السابع : قطع النية كأن ينوي الخروج من الصلاة

الثامن : تعليق الخروج منها كأن ينوي إذا جاء زيد خرجت منها

التاسع : التردد في قطعها كأن تحدث له حاجة في الصلاة فتردد بين قطع الصلاة والخروج منها وبين تكميلها

العاشر : الشك في واجب من واجبات النية إذا طال زمنه عرفا أو فعل منه ركنا فعليا أو قوليا

الحادي عشر : قطع ركن من أركانها الفعلية لأجل سنة كمن قام ناسيا للتشهد الأول ثم عاد له عامدا عالما

الثاني عشر : البقاء في ركن اذا تيقن ترك ماقبله أو شك فيه إذا طال عرفا أو يلزمه العود فورا إلى فعل ماتيقن تركه أو شك فيه إلا إن كان مأموما فيأتي بركعة بعد سلام إمامه ولا يجوز له العود

فهذه الأحكام يلزم كل مسلم معرفتها

وللوضوء والغسل والصلاة سنن كثيرة جدا فمن أراد حياة قلبه والفوز عند ربه فليتعلمه ويعمل بها فلا يتركها إلا متساهل أولاه أو ساه جاهل


Perkara – perkara yang membatalkan sholat itu ada 12 :

1. Meninggalkan salah satu dari syarat – syarat sholat yang jumlahnya ada 12, yang dilakukan dengan disengaja, meskipun hal tersebut dilakukan dengan paksaan, lupa, atau karena ketidak tahuannya.


2. Meninggalkan salah satu dari rukun – rukun sholat yang jumlahnya ada 19,yang dilakukan dengan disengaja,. Sedangkan apabila meninggalkannya karena lupa, maka rukun yang ditinggalkan tersebut harus dikerjakan ketika ia ingat, dan apa yang dilakukan setelah meninggalkan tersebut tidak dianggap selama ia belum mengerjakan rukun yang ditinggalkan tersebut.

3. Menambah rukun dari beberapa rukun fi’liyah, atau mengerjakan niat, takbirotul ihrom atau salah tidak pada tempatnya, yang kesemuanya itu dilakukan dengan sengaja. Sedangkan apabila ia mengerjakannya karena lupa atau ia menambahkan rukun selain rukun – rukun tersebut, baik dilakukan dengan sengaja atau karena lupa, maka sholatnya tidak batal.

4. Melakukan gerakan sekali yang berlebihan atau 3 gerakan (kecil) yang dilakukan secara terus menerus, baik dilakukan dengan sengaja, lupa atau karena ketidaktahuannya.

5. Makan atau minum sedikit dengan disengaja, sedangkan apabila makan atau minumnya karena lupa atau karena tidak tahu (mengenai larangan melakukan hal tersebut) dan ketidak tahuannya itu dianggap udzur (semisal karena baru masuk Islam atau hidup didaerah terpencil yang tidak ada ulama’nya), maka sholatnya tidak dihukumi batal apabila makan atau minumnya hanya sedikit, sedangkan apabila banyak maka dihukumi batal.

6. Melakukan perkara – perkara yang dapat membatalkan puasa, selain makan dan minum.

7. Memutuskan niat, semisal dengan niat keluar dari sholat.

8. Menggantungkan niat keluar dari sholat, semisal dengan berniat “jika za’id dating maka aku akan keluar dari sholat”.

9. Ragu – ragu dalam hal keinginan untuk memutuskan sholat, semisal saat sedang sholat ada satu hajat, lalu ia ragu – ragu apakah akan memutuskan dan keluar dari sholat atau menyempurnakan sholatnya.

10. Ragu – ragu dalam salah satu kewajiban dari kewajiban – kewajiban niat, apabila keraguan itu berlangsung lama (kira – kira waktunya cukup untuk membaca “subhanalloh”), atau keraguannya tidak berlangsung lama tapi dalam keadaan ragu tersebut melakukan rukun fi’liyah atau qouliyah.

11. Memutuskan satu rukun yang termasuk rukun – rukun fi’liyah karena mengerjakan kesunatan. Semisal ada orang yang berdiri dan lupa tidak mengerjakan tasyahhud pertama, setelah ia ingat kalau belum tasyahhud ia kembali duduk untuk mengerjakan tasyahhud, dan hal tersebut dilakukannya dengan sengaja dan juga mengerti kalau hal tersebut tidak boleh dikerjakan.

(Sholat orang itu dihukumi batal, sebab tasyahud yang pertama itu hukumnya sunat, karena itu apabila ditinggalkan tidak usah diulangi lagi, jadi seharusnya dia melanjutkan sholatnya dan tidak kembali duduk untuk mengerjakan tasyahud yang petama).

12. Tetap melanjutkan mengerjakan rukun sholat padahal ia yakin telah meninggalkan rukun sebelumnya atau ragu mengenai rukun sebelumnya (apakah sudah dikerjakan atau belum) dalam jangka waktu lama (dengan perkiraan waktu thuma’ninah), karena seharusnya ia langsung kembali untuk mengerjakan rukun yang yakin ditinggalkan atau ragu apakah sudah dikerjakan atau belum tersebut.

Namun hal tersebut dilakukan apabila posisinya bukan menjadi makmum, sedangkan apabila ia menjadi imam maka tidak diperbolehkan kembali untuk mengerjakan rukun tersebut, tapi setelah imam selesai salam harus menambahkan satu roka’at lagi (untuk mengganti satu roka’at yang ditinggalkan salah satu rukunnya atau ragu apakah sudah dikerjakan atau belum tersebut).

Hukum – hukum ini adalah hokum – hokum yang harus diketahui oleh semua orang islam.

Selain itu, wudhu, mandi dan sholat memiliki beberapa kesunatan – kesunatan yang sangat banyak, karena itu bagi siapa saja yang menghendaki hatinya hidup dan mendapatkan keberuntungan disisi tuhannya, maka hendaknya ia mempelajarinya dan mengamalkannya, karena yang meninggalkannya hanyalah orang yang meremehkan, orang yang berpaling, orang yang lupa (mengenai fadhilahnya) dan orang yang bodoh.   

..............................................................................................................................................


0 komentar:

Posting Komentar