Pertanyaan :
Assalamualaikum
Mohon jawabannya,apa hukumya kamar mandi atau wc yang berada didalam kamar tidur atau dalam rumah mengingat kamar mandi adalah tempat kesukaan setan?
Terimakasih
( Dari : Ratno Utomo )
Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Pertama, dimanapun tempatnya, kamar mandiatau wc adalah tempat dari setan, karena setan menyukai tempat – tempat yang kotor. Karena itulah kita dianjurkan untuk berdo’a agar dilindungi dari gangguan setan saat akan masuk tempat –tempat tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits, diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu;
"Apabila Nabi shollallohu 'alaihi wasallam hendak masuk jamban, beliau mengucapkan: 'ALLOHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITS (Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki maupun perempuan) '." (Shohih Bukhori, no.6322)
Kedua, memang terdapat satu hadits yang meriwayatkan bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda ;
“Tidak diperbolehkan membiarkan air kencing didalam baskom/bak,karena sesungguhnya Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang didalamnya terdapat air kencing yang tergenang” (Mu’jam Ausath, No.2077)
Namun, Para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud hadits tersebut adalah larangan untuk membiarkan air kencing berada didalam rumah dalam waktu lama, sedangkan apabila setelah biar air langsung disiram, maka tidak mengapa buang air didalam rumah. Karena itulah dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwa Nabi juga pernah buang air kecil didalam rumah.
"Dari Hukaimah binti Umaimah binti Ruqaiqah dari Ibunya bahwasanya dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memiliki bejana dari pelepah kurma (yang beliau letakkan) di bawah ranjangnya, yang beliau gunakan untuk buang air kecil pada waktu malam hari.” (Sunan Abu Dawud, no.24, Sunan Baihaqi, no.481 dan Mustadrok Lil-Hakim, no.593)
Nabi melakukannya karena air kencing yang diletakkan dalam bejana itu tidak dibiarkan didalam rumah dalam waktu yang lama, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Waliyyuddin Al-Iroqi.
Jadi kesimpulannya, membuat kamar mandi atau wc didalam rumah atau didalam kamar itu diperbolehkan, karena tidak ada dalil atau alas an yang kuat untuk melarangnya, sedangkan pada dasarnya hokum segala sesuatu adalah mubah (diperbolehkan) selama tidak terdapat dalil yang melarang. Wallohu a’lam.
( Dijawab oleh : Siroj Munir )
Referensi :
1. Syarah Muslim Lin-Nawawi, Juz ; 4 Hal : 70 - 71
2. Faidhul Qodir Syarah Jami’us Shoghir, Juz : 5 Hal : 177
Ibarot :
Syarah Muslim Lin-Nawawi, Juz ; 4 Hal : 70 - 71
Faidhul Qodir Syarah Jami’us Shoghir, Juz : 5 Hal : 177
Assalamualaikum
Mohon jawabannya,apa hukumya kamar mandi atau wc yang berada didalam kamar tidur atau dalam rumah mengingat kamar mandi adalah tempat kesukaan setan?
Terimakasih
( Dari : Ratno Utomo )
Jawaban :
Wa'alaikum salam warohmatullohi wabarokatuh
Pertama, dimanapun tempatnya, kamar mandiatau wc adalah tempat dari setan, karena setan menyukai tempat – tempat yang kotor. Karena itulah kita dianjurkan untuk berdo’a agar dilindungi dari gangguan setan saat akan masuk tempat –tempat tersebut, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits, diantaranya hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu;
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
"Apabila Nabi shollallohu 'alaihi wasallam hendak masuk jamban, beliau mengucapkan: 'ALLOHUMMA INNI A'UUDZUBIKA MINAL KHUBUTSI WAL KHOBAAITS (Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki maupun perempuan) '." (Shohih Bukhori, no.6322)
Kedua, memang terdapat satu hadits yang meriwayatkan bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda ;
لَا يُنْقَعُ بَوْلٌ فِي طَسْتِ فِي الْبَيْتِ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ بَوْلٌ يُنْقَعُ
“Tidak diperbolehkan membiarkan air kencing didalam baskom/bak,karena sesungguhnya Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang didalamnya terdapat air kencing yang tergenang” (Mu’jam Ausath, No.2077)
Namun, Para ulama menyatakan bahwa yang dimaksud hadits tersebut adalah larangan untuk membiarkan air kencing berada didalam rumah dalam waktu lama, sedangkan apabila setelah biar air langsung disiram, maka tidak mengapa buang air didalam rumah. Karena itulah dalam hadits yang lain diriwayatkan bahwa Nabi juga pernah buang air kecil didalam rumah.
عَنْ حُكَيْمَةَ بِنْتِ أُمَيْمَةَ بِنْتِ رُقَيْقَةَ عَنْ أُمِّهَا أَنَّهَا قَالَتْ كَانَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدَحٌ مِنْ عِيدَانٍ تَحْتَ سَرِيرِهِ يَبُولُ فِيهِ بِاللَّيْلِ
"Dari Hukaimah binti Umaimah binti Ruqaiqah dari Ibunya bahwasanya dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memiliki bejana dari pelepah kurma (yang beliau letakkan) di bawah ranjangnya, yang beliau gunakan untuk buang air kecil pada waktu malam hari.” (Sunan Abu Dawud, no.24, Sunan Baihaqi, no.481 dan Mustadrok Lil-Hakim, no.593)
Nabi melakukannya karena air kencing yang diletakkan dalam bejana itu tidak dibiarkan didalam rumah dalam waktu yang lama, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Waliyyuddin Al-Iroqi.
Jadi kesimpulannya, membuat kamar mandi atau wc didalam rumah atau didalam kamar itu diperbolehkan, karena tidak ada dalil atau alas an yang kuat untuk melarangnya, sedangkan pada dasarnya hokum segala sesuatu adalah mubah (diperbolehkan) selama tidak terdapat dalil yang melarang. Wallohu a’lam.
( Dijawab oleh : Siroj Munir )
Referensi :
1. Syarah Muslim Lin-Nawawi, Juz ; 4 Hal : 70 - 71
2. Faidhul Qodir Syarah Jami’us Shoghir, Juz : 5 Hal : 177
Ibarot :
Syarah Muslim Lin-Nawawi, Juz ; 4 Hal : 70 - 71
(باب ما يقال اذا أراد دخول الخلاء)
قوله (كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل الخلاء قال اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث) وفي رواية إذا دخل الكنيف وفي رواية (أعوذ بالله من الخبث والخبائث أما الخلاء فبفتح الخاء والمد والكنيف بفتح الكاف وكسر النون والخلاء والكنيف والمرحاض كلها موضع قضاء الحاجة وقوله إذا دخل معناه إذا أراد الدخول وكذا جاء مصرحا به في رواية البخاري قال كان إذا أراد أن يدخل وأما الخبث فبضم الباء وإسكانها وهما وجهان مشهوران في رواية هذا الحديث ونقل القاضي عياض رحمه الله تعالى أن أكثر روايات الشيوخ الإسكان وقد قال الإمام أبو سليمان الخطابي رحمه الله تعالى الخبث بضم الباء جماعة الخبيث والخبائث جمع الخبيثة قال يريد ذكران الشياطين وإناثهم قال وعامة المحدثين يقولون الخبث بإسكان الباء وهو غلط والصواب الضم هذا كلام الخطابي وهذا الذي غلطهم فيه ليس بغلط ولا يصح إنكاره جواز الإسكان فإن الإسكان جائز على سبيل التخفيف كما يقال كتب ورسل وعنق وأذن ونظائره فكل هذا وما أشبهه جائز تسكينه بلا خلاف عند أهل العربية وهو باب معروف من أبواب التصريف لايمكن إنكاره ولعل الخطابي أراد الإنكار على من يقول أصله الإسكان فإن كان أراد هذا فعبارته موهمة وقد صرح جماعة من أهل المعرفة بأن الباء هنا ساكنة منهم الإمام أبوعبيد إمام هذا الفن والعمدة فيه واختلفوا في معناه فقيل هو الشر وقيل الكفر وقيل الخبث الشياطين والخبائث المعاصي قال بن الأعرابي الخبث في كلام العرب المكروه فإن كان من الكلام فهو الشتم وإن كان من الملل فهو الكفر وإن كان من الطعام فهو الحرام وإن كان من الشراب فهو الضار والله أعلم وهذا الأدب مجمع على استحبابه ولا فرق فيه بين البنيان والصحراء والله أعلم
Faidhul Qodir Syarah Jami’us Shoghir, Juz : 5 Hal : 177
كان له قدح من عيدان) بفتح العين المهملة وسكون التحتية ودال مهملة جمع عيدانة وهي النخلة السحوق المتجردة والمراد هنا نوع من الخشب وكان يجعل (تحت سريره) أي موضوع تحت سريره قال ابن القيم: وكان يسمى الصادر قال الراغب: والسرير مأخوذ من السرور لأنه في الغالب لأولي النعمة قال: وسرير الميت تشبيه به في الصورة وللتفاؤل بالسرور (يبول فيه بالليل) تمامه كما عند الطبراني بسند قال الهيثمي: رجاله رجال الصحيح فقام وطلبه فلم يجده فسأل فقالوا: شربته برة خادم أم سلمة التي قدمت معها من أرض الحبشة فقال: لقد احتظرت من النار بحظار اه. قيل وذا الخبر لا يعارضه خبر الطبراني أيضا في الأوسط بإسناد قال الولي العراقي: جيد لا ينقع بول في طست في البيت فإن الملائكة لا تدخل بيتا فيه بول لأن المراد بانقاعه طول مكثه وما في الإناء لا يطول مكثه بل تريقه الخدم عن قرب ثم يعاد تحت السرير لما يحدث
0 komentar:
Posting Komentar